Ni Ketut Eni Purnama Dewi
Semester VI
Semester VI
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR
BELAKANG
Bali memiliki
obyek wisata yang menyajikan pesona budaya penduduk lokal dan aktivitas
keseharian mereka. Obyek tersebut adalah Desa Adat Penglipuran. Desa
Penglipuran yang telah didaulat menjadi desa adat sejak tahun 1992 ini
merupakan kawasan perdesaan di Bali yang memiliki tatanan teratur baik secara
fisik maupun struktur pemerintahan desa, serta tidak lepas dari nilai-nilai
budaya yang dipegang teguh oleh masyarakat.
Desa
Penglipuran salah satu desa
adat yang masih terpelihara keasliannya. Berbagai tatanan sosial dan budaya
masih terlihat di berbagai sudut desa ini sehingga nuansa Bali masa lalu tampak
jelas. Perbedaan desa adat Penglipuran dengan desa adat lainnya di Bali adalah
tata ruang yang sangat teratur berupa penataan rumah penduduk di kanan dan kiri
jalan dengan bentuk rumah yang seragam dalam hal bentuk sehingga keseluruhan
desa ini tampak rapi dan teratur.
Desa
Tradisional Penglipuran memiliki potensi budaya yang sampai saat ini tetap
terpelihara dengan baik. Potensi paling unik yang dimiliki adalah pola tata
ruang dan arsitektur bangunan tradisional Bali khas Penglipuran. Pola tata
ruang simetris dengan open space linier di tengah disertai pintu gerbang
(angkul-angkul) seragam serta tata letak bangunannya merupakan pemandangan suasana
pedesaan yang sangat unik, khas dan menarik untuk dinikmati. Adat istiadat yang
menyertainya juga cukup unik dan beberapa hal berbeda dengan kebanyakan adat
pedesaan di Bali.
Pola penataan ruang dan tata letak
bangunan tradisional di Penglipuran menggunakan Pola Dasar Nawa Sanga, yaitu
penggabungan orientasi antara gunung dan laut serta terhadap peredaran matahari.
Hal ini yang mendasari penulis mengangkat judul “Pola dan Tata Ruang Desa Adat
Penglipuran Bali menganut Sistem Ekologi-Sosial”.